banner 728x250

Ini Kata Ketum PEWARIS Terkait “GURU ADALAH BEBAN NEGARA”

Avatar photo
banner 120x600
banner 468x60

Suarademokrasi.co.id, Jakarta – Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menyebut guru sebagai “beban negara” menuai gelombang protes besar dari masyarakat.

Potongan video yang viral di media sosial, diambil dari acara Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri ITB pada 7 Agustus 2025, memperlihatkan Sri Mulyani menyinggung soal rendahnya gaji guru, tunjangan kinerja, dan tantangan keuangan negara.

Namun, cara penyampaian yang dianggap enteng dan bernuansa guyon justru melukai hati para pendidik. Wajar jika banyak guru, dosen, hingga masyarakat luas merasa tersinggung.

Profesi guru selama ini dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, sosok yang berperan penting dalam mencerdaskan generasi bangsa. Ketika jerih payah mereka justru disamakan dengan beban keuangan negara, tentu menimbulkan kekecewaan mendalam.

Akademisi di Universitas Muhammadiyah Surabaya seperti dikutip Melintas.id, bereaksi keras menyebut ucapan Sri Mulyani tidak manusiawi dan jauh dari empati.

Kenyataan di lapangan membuktikan, banyak guru—terutama di sekolah swasta—masih hidup dalam kondisi serba kekurangan.

Ada yang rela mengajar meski berbulan-bulan tidak menerima gaji. Bahkan tak sedikit yang harus bekerja sambilan sebagai pedagang, ojek online, atau pekerjaan serabutan lainnya demi menutupi kebutuhan hidup.

Mereka tetap bertahan mengajar karena panggilan hati dan keikhlasan untuk mencerdaskan anak bangsa. Ironisnya, pengorbanan guru seperti ini seringkali luput dari perhatian pemerintah.

Alih-alih memperjuangkan kesejahteraan mereka, pernyataan seorang pejabat tinggi justru menambah luka. Guru swasta kerap mengandalkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk menerima gaji.

Jika pernyataan Sri Mulyani benar dimaksudkan sebagai sinyal pengurangan tunjangan atau pemotongan dana BOS, maka dampaknya bisa fatal.

Kualitas pendidikan nasional terancam, karena banyak guru bisa saja berhenti mengajar akibat tidak adanya kepastian penghasilan.

Masalahnya bukan sekadar gaji kecil, melainkan penghargaan terhadap profesi guru.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum PEWARIS (Persatuan Wartawan Islam) Lucky Indrawan, menanggapi pernyataan Sri Mulyani dengan tegas.

“Terlepas dari apapun, konteks ” GURU ADALAH BEBAN NEGARA” sangat melukai Guru-guru kami, dan begitupun kami, yang pernah berstatus sebagai Siswa, sehingga dengan ini, kami Persatuan Wartawan Islam (PEWARIS) meminta dengan hormat kepada Menteri Keuangan untuk meminta maaf secara terbuka kepada Guru-Guru se-Indonesia, dan meralat seluruh ucapan tersebut, tanpa kata “TAPI”. tegasnya.

Senada dengan hal tersebut, Sekjend PEWARIS, Alam Massiri pun sangat menyayangkan celotehan Seorang Menteri yang dulu juga berstatus Siswa, namun dari mulutnya yang saat ini menjabat sebagai Menteri malah keluar ucapan yang tidak sepatutnya. (L)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *