banner 728x250

Korban Kudatuli Minta Ketua Umum dan Sekjen PDI Perjuangan Untuk Anulir Pencalonan Indra Kusuma sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Brebes

Avatar photo
banner 120x600
banner 468x60

Foto: Ali Husein bersama kawan-kawannya Korban Peristiwa 27 Juli 1996 (Peristiwa Kudatuli) yang tergabung di Forum Komunikasi Kerukunan Korban Kerusuhan Peristiwa 27 Juli 1996 (FKK-124), saat kumpul di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat.(Dok)

Suarademokrasi.co.id, Jakarta –Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristiyanto disarankan segera melakukan evaluasi dengan menganulir pencalonan sejumlah bakal calon ketua DPD PDIP dan DPC PDIP di berbagai daerah, karena banyak yang bermasalah serta tidak loyal kepada partai PDIP maupun kepada kepemimpinan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum.

Salah satunya adalah bakal calon Ketua DPC PDIP Kabupaten Brebes, atas nama Indra Kusuma, yang merupakan orang bermasalah dalam kasus tindak pidana korupsi, serta membangkang kepada kebijakan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

Hal itu diungkapkan salah seorang Korban Peristiwa 27 Juli 1996 (Peristiwa Kudatuli) yang menjadi Penasehat di Forum Komunikasi Kerukunan Korban Kerusuhan Peristiwa 27 Juli 1996 (FKK-124), Ali Husein, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Ali Husein membeberkan, Indra Kusuma adalah mantan Bupati Brebes yang ngotot hendak kembali mengambil alih kepemimpinan DPC PDIP di Kabupaten Brebes. Indra Kusuma juga adalah ayah dari Paramitha Widya Kusuma yang saat ini menjadi Bupati Brebes.

“Dia pernah terbelit kasus korupsi. Orangnya arogan, dan sombong. Tidak pernah berkeringat dalam perjuangan Partai PDIP. Merasa di-back up oleh anaknya yang saat ini menjadi Bupati Brebes yakni Paramitha Widya Kusuma, dia merasa mampu membayari semua pengurus yang diposisikan untuk memilih dia sebagai Ketua DPC PDIP Brebes,” ungkap Ali Husein, kepada wartawan di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/9/2025).

Ali Husein yang adalah korban langsung Peristiwa 27 Juli 1996 (Peristiwa Kudatuli) mempertahankan PDIP bersama Megawati Soekarnoputri, menyebut, Indra Kusuma dan putrinya Paramitha Widya Kusuma yang kini menjabat sebagai Bupati Brebes, tidak pernah bertarung dan berjuang bersama PDIP.

Malah, kata Ali, Indra Kusuma dan putrinya Paramitha Widya Kusuma yang kini menjabat sebagai Bupati Brebes membangkang instruksi Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum DPP PDIP.

“Ibunda Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum DPP PDIP marah-marah kepada anggota dan pengurus PDIP seperti Indra Kusuma dan putrinya Paramitha Widya Kusuma yang kini menjabat sebagai Bupati Brebes itu, karena membangkang kebijakan partai. Hal itu sangat tegas dan jelas disampaikan Ibunda Megawati Soekarnoputri ketika menggelar Bimtek di Bali beberapa waktu lalu,” beber Ali Husein.

Indra Kusuma dan putrinya Paramitha Widya Kusuma yang kini menjabat sebagai Bupati Brebes, membangkang ketika Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri melarang seluruh kepala daerah yang terpilih dari PDIP untuk tidak mengikuti retret yang dilakukan Pemerintahan Baru Prabowo Subianto di Magelang di awal-awal pemerintahannya.

“Dia malah ikut ke sana, ke retret itu. Dia bilang, dia dipilih oleh rakyat, bukan atas PDIP. Kok  kini, dia ngotot mau maju jadi Ketua DPC PDIP Brebes?,” lanjut Ali Husein.

Selain itu, Ali Husein juga membongkar beberapa sikap dan arogansi yang dilakukan Indra Kusuma dan putrinya Paramitha Widya Kusuma yang kini menjabat sebagai Bupati Brebes terhadap PDIP.

“Seperti kantor DPC PDIP Brebes itu, dia bilang itu adalah milik pribadinya, karena dibeli sendiri pakai uangnya. Sehingga DPP PDIP tidak punya hak apapun atas kantor itu. Dan dia akan mengambil alih kantor itu untuk dijadikan tempat usaha keluarganya,” beber Ali Husein.

Perlu diingat, lanjut Ali Husein, selama kepemimpinan Indra Kusuma dan putrinya Paramitha Widya Kusuma yang kini menjabat sebagai Bupati Brebes itu, perolehan kursi PDIP di Kabupaten Brebes nyungsep. Dari yang tadinya 13 kursi, kini hanya 11 kursi.

“Itu artinya apa? Itu artinya Indra Kusuma dan putrinya Paramitha Widya Kusuma yang kini menjabat sebagai Bupati Brebes tidak berjuang bersama PDIP. Mereka hanya ingin memanfaatkan PDIP untuk membangun dinasti bagi dirinya dan keluarganya,” ujarnya lagi.

Maka, ditegaskan Ali Husein, sebagai salah seorang Korban Peristiwa 27 Juli 1996 (Peristiwa Kudatuli) yang menjadi Penasehat di Forum Komunikasi Kerukunan Korban Kerusuhan Peristiwa 27 Juli 1996 (FKK-124), dirinya bersama kawan-kawannya telah berkorban dan bertarung bersama Megawati Soekarnoputri memperjuangkan PDIP sejak awal, bertahan dan terus setia bersama Rakyat di PDIP, maka orang-orang seperti Indra Kusuma dan putrinya Paramitha Widya Kusuma yang kini menjabat sebagai Bupati Brebes tidak layak untuk menjadi Ketua DPC Brebes.

“PDIP butuh orang-orang yang berkeringat, berkorban dan bertarung bersama partai. Orang-orang yang loyal kepada partai, orang-orang yang memiliki komitmen, kompetensi dan integritas tinggi,” ujarnya.

“Jangan biarkan orang-orang yang tidak mau berkeringat menjadi pengurus. Orang-orang yang hanya memanfaatkan PDIP membangun dinasti bagi keluarga dan kroni-kroninya, harus disingkirkan,” tegas Ali Husein.

Karena itu, Ali Husein menegaskan, akan segera bersurat resmi kepada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristiyanto, agar melakukan evaluasi total kepada pengurus-pengurus PDIP di tingkat DPD dan DPC, serta menganulir Indra Kusuma dan putrinya Paramitha Widya Kusuma yang kini menjabat sebagai Bupati Brebes.

“Indra Kusuma dan putrinya Paramitha Widya Kusuma yang kini menjabat sebagai Bupati Brebes itu harus didiskualifikasi dari pencalonannya sebagai pengurus DPC PDIP Brebes,” ujarnya.

“Kami akan bersurat kepada Ibunda Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum DPP PDIP dan kepada Sekjen Hasto Kristiyanto, agar dilakukan evaluasi besar-besaran, dan harus didiskualifikasi segera orang-orang seperti Indra Kusuma dan putrinya Paramitha Widya Kusuma yang kini menjabat sebagai Bupati Brebes itu,” tegas Ali Husein.  (L)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *