Suarademokrasi, Tangsel – Mau sedikit membahas dress code (DC). Menurut opini saya pribadi ya DC itu memang bukan kewajiban, tapi seyogyanya kita hargailah jika memang ingin hadir di event/acara yang telah menetapkan adanya DC.
Akhir-akhir ini kita tentunya sudah tidak asing lagi dengan ‘aturan DC’ tersebut. Mulai dari komunitas kecil seperti arisan sampai perhelatan resepsi pernikahan dan lain-lain. Penyelenggara acara ada yang sudah menetapkan aturan DC di undangan yang disebar baik hardcopy maupun softcopy.
Kalau menurut saya, sudah seharusnya kita ikuti karena berarti kita sudah menghargai tuan rumah atau penyelenggara yang telah menetapkannya. Memang tidak ada sanksi jika kita melanggar, tapi menurut saya sebagai orang Jawa, kok tidak ilok/elok ya seandainya kita tampil berbeda sendiri dari si penyelenggara ataupun undangan yang lain.
Apalagi jika kita tidak konsisten. Misalnya kalau di komunitas lain kita ikuti DCnya, tapi di komunitas lainnya enggan ber DC. Pilih-pilih tebu istilahnya. Kita ini kan sebagai makhluk sosial, berusahalah untuk mengikutinya.
Dimanapun itu. Jika dirasa memberatkan, kita bisa siasati dengan yang mirip-mirip atau modifikasi. Banyak jalan menuju Roma, yang penting kita sudah berniat dan berusaha untuk memenuhi ketentuan tersebut.
Tulisan ini saya buat bukan untuk menyindir atau mengatai seseorang/sekelompok.
Tulisan ini murni opini pemikiran saya.
Jangan baper ya. (L)
Tangerang Selatan Mei 2024
Dosen di Universitas Swasta di Tangerang dan Semarang.
Siti Maryanti Chasanah., S. Ip. M. Si