SD, Jakarta – DPD PSI Kabupaten Bojonegoro Siap Memenangkan Ibu Khofifah-Mas Emil Dardak sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Periode kedua ini. “Meski PSI Bojonegoro belum ada kursi tapi PSI Provinsi Jawa Timur baru ada 1 kursi tapi kami selaku partai yang tegak lurus bersama Jokowi hanya memiliki kewajiban mendukung, kami tetap bersemangat,” ujar Ridwan Habibi selaku Ketua DPD PSI Bojonegoro kepada awak media di DPP PSI kawasan Jl. KH Wahid Hasyim Jakarta Pusat, Senin (4/6/2024) sore.
Kehadiran Ridwan Habibi didampingi Sekretaris DPD PSI Bojonegoro, Ponco. DPD Bojonegoro datang ke DPP PSI terkait penyampaian rekomendasi DPW PSI Jawa Timur mengajukan pasangan Ibu Khofifah- Emil Dardak sebagai Cagub dan Cawagub 2024-2029 pada Pilkada serentak beberapa bulan lagi. Ibu Khofifah – Mas Emil Dardak juga turut hadir bersama pengurus PSI Se- Jawa Timur pada saat penyampaian rekomendasi tersebut.
Ditanya terkait target di Pilkada Jatim, Ridwan mengungkapkan, Kalau target PSI Bojonegoro kemenangan Khofifah Indar Parawangsa- Emil Dardak harus sama dengan angka kemenangan Pak Prabowo kemarin yaitu 58 persen. “Untuk Pilkada ini memang sedikit berbeda dengan Pilpres kemarin yang didukung oleh partai-partai koalisi Indonesia Maju, sedangkan di Pilkada ini saya juga berharap yang sama khususnya Jawa timur dan Bojonegoro juga kelihatannya akan didukung oleh koalisi Indonesia maju. Tapi kita lihat perkembangannya nanti,” jelasnya.
Menurut Ridwan Habibi, Pilkada di Jatim ini sebenarnya momentum bagi PSI Jawa Timur untuk melakukan konsolidasi elektoral guna menguatkan elektabilitas untuk pemilu ke depan. “Semangat Kehadiran teman-teman PSI se-Jawa Timur ke Jakarta ini guna mendukung rekomendasi Khofifah – Emil Dardak untuk dicalonkan jadi Jatim1 kembali. Meski kemarin pemilu 2024 kalah, namun semangat tinggi untuk belajar mempersiapkan pemilu 2029. Ajang pilkada ini sebagai ajang pembelajaran sehingga pemilu 2029 kami lebih siap,” paparnya.
Menurut dia, Tantangan PSI tidak mencapai target pada pemilu 2024 karena PSI anti money politic, begitu juga secara geografis Jatim itu mayoritas Nahdiyin (NU) ini juga turut berpengaruh, sehingga suara Nahdiyin belum bisa dirangkul oleh PSI. Jika dilihat PSI ini partai yang didirikan oleh Jokowi atau Jokowi sebagai simbol PSI yang menempatkan anaknya Kaesang menjadi Ketum PSI, tapi belum bisa melenggang menjadi partai pilihan warga nahdiyin, karena suara dan kursi yang diraih tidak signifikan,” tuturnya.
Diakui Ridwan Habibi, memang belum ada Jokowi efek atau Kaesang efek. Ada efek sedikit, ada tambahan di pemilu kemarin. Kedepan PSI semakin berat karena Jokowi sudah tidak menjabat Presiden, sementara partai pesaing cukup banyak yang bertengger di papan atas dan papan tengah disetiap level dan tingkatan yang ada di seluruh Indonesia.
“PSI sebagai pemain baru memang harus bekerja keras minimal bisa diterima di Jawa Timur, minimal juga PSI Bojonegoro punya kontribusi memenangkan pasangan Khofifah – Emil Dardak,” pungkasnya. *(LI)