banner 728x250

Film The Hostage’s Hero Memasuki Scene Akhir Siap Tayang Di Awal Januari 2026

Avatar photo
banner 120x600
banner 468x60

Suarademokrasi.co.id, Jakarta -Film The Hostage’s Hero yang digagas TNI AL sejak 12 September lalu telah memasuki tahap akhir atau final scene yang melibatkan Alutsista TNI AL berupa Helikopter Beli 412 HU-4205 yang mendarat di Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta Timur pada Sabtu (17/10). Rencananya, film ini bisa ditonton di layar kaca pada awal Januari 2026.

Diproduksi based on true story, film ini disajikan sebagai bentuk penghormatan sekaligus dokumentasi terhadap peristiwa heroik operasi pembebasan 36 orang sandera kapal MT Pematang oleh prajurit KRI Karel Satsuitubun (KST)-356 dari aksi pembajakan di Perairan Selat Malaka pada tahun 2004.

Kala itu, Letkol Taufig yang memimpin KRI KST-356 menurunkan 2 tim prajuritnya menjadi tim VBSS dengan Tim 1 yang dipimpin oleh Lettu Laut (P) Cahyo Hendro Gunitno dan Tim 2 yang.dipimpin oleh Letda Laut (S) Deni Ariesandi untuk melaksanakan operasi pembebasan sandera kapal MT Pematang dalam operasi beresiko tinggi melawan perompak brutal. Selain itu juga mengangkat konflik batin Letkol Taufig beserta para prajuritnya yang satu sisi merupakan seorang ayah yang jarang bertemu kembali dengan keluarga namun di satu sisi juga harus mengembalikan kepercayaan dunia pada Indonesia, melalui operasi senyap yang penuh ketegangan semakin menambah lapisan emosional yang mendalam.

Sejalan dengan hai tersebut, film ini mengangkat semboyan “Duty, Honor, and Love: Ketika Laut Memanggil, Mereka Harus Memilih.” Film The Hostage’s Hero merupakan sebuah film aksi patriotik yang disutradarai oleh Revo S. Rurut dengan supervisi naskah oleh Laksamana TNI (Pum.) Achmad Taufigoerrochman dan Dinas Sejarah Angkatan Laut (Disjarahal). Aktor ternama tanah air yang menjadi daya tarik utama diantaranya Yama Carlos, Rifky Balweel, Aditya Herpavi, Choky Sitohang, Asri Welas, Robert Chaniago, Ritassya Wellgreat dan masih banyak lagi public figure lainnya.

Selain menuangkan kisah patriotik dan drama emosional, film ini juga dikemas dengan aksi memukau dan visual epik yang diambil dari lokasi-lokasi adegan seperti Pantai Baruna, Pangkalan Militer TNI AL, KRI KST-356, Gunung Bromo, Pelabuhan Tanjung Perak, hingga Markas Besar TNI AL. Tidak hanya menghadirkan kembali momen bersejarah operasi pembebasan sandera, tetapi film ini juga merefleksikan profesionalisme, keberanian, dan dedikasi prajurit TNI AL dalam menjaga kedaulatan maritim NKRI dan melindungi keselamatan Warga Negara Indonesia sesuai dengan program prioritas yang dicanangkan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasai) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali.

Film ini juga memberikan pemahaman bahwa TNI AL selalu hadir untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat, seperti yang telah dilakukan oleh KRI KST-356 pada tahun 2004 lalu. Latar belakang film ini adalah isu terhadap ancaman maritim berupa perompakan akan selalu menjadi concem TNI AL. Memiliki jumlah laut dua per tiga wilayah Indonesia, TNI sebagai garda terdepan Sekaligus benteng terakhir bangsa harus mampu memberikan perlindungan kepada warga negara yang pada saat kejadian itu sedang on board di MT. Pematang. (Dispenal/L)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *