SD, Jawa Tengah – Ketersediaan energi, khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM) periode arus balik lebaran Idul Fitri 1445 H menjadi perhatian Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Bantul dan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), serta Klaten, Provinsi Jawa Tengah dipantau langsung oleh Anggota Komite BPH Migas Harya Adityawarman.
Menurutnya, yang menjadi fokus dalam pemantauan ini adalah memastikan ketersediaan dan penyaluran BBM di SPBU dalam kondisi aman. “Terutama Pertalite, Pertamax, dan Solar itu aman,” tegasnya di salah satu SPBU di wilayah Sleman, DIY, Senin (15/4/24).
Pria yang biasa disapa Didit ini mengungkapkan, dari hasil monitoring terungkap adanya peningkatan konsumsi untuk gasoline sekitar 20%. Sedangkan, untuk gasoil mengalami penurunan.
“Penurunan konsumsi gasoil ini, kemungkinan karena ada pembatasan operasional kendaraan, khususnya truk. Terkait dengan stok BBM, kita sudah minta Pertamina dan pengelola SPBU agar stok BBM diusahakan 2 hari coverage days (cakupan hari). Di beberapa tempat ada yang stoknya sudah di atas 2 hari. Kita minta SPBU dan Sales Branch Manager (SBM) Pertamina, segera mengisi stok BBM minimal 2 hari cakupannya,” pinta Didit.
Selain itu, ia juga melakukan pemantauan di salah satu SPBU yang menjadi jalur utama dari dan ke Yogyakarta-Solo. Secara umum, monitoring stok di daerah DIY dan sekitar Jawa Tengah berada dalam kondisi aman. Didit memperkirakan puncak arus balik Lebaran terjadi pada tanggal 14-15 April 2024.
*Ketersediaan BBM di Jalur Wisata*
Sehari sebelumnya, Didit menyambangi SPBU di jalur wisata Pantai Parang Tritis, Bantul, DIY. Ia mengingatkan pengelola agar SPBU dan SBM terus menjaga stok BBM di daerah tersebut, demikian juga dengan penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar yang menggunakan surat rekomendasi.
“Perlu dipastikan ketersediaan (BBM) untuk melayani masyarakat yang melakukan wisata. Kita juga ingatkan pengelola SPBU untuk mengetes kadar air. Operator SPBU juga wajib ikut mengawasi penyaluran BBM, khususnya Jenis BBM Tertentu Solar. Jangan sampai ada penyalahgunaan penjualan JBT Solar melalui Surat Rekomendasi,” ujarnya.
Saat pemantauan SPBU di Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (13/4/24), Didit melakukan pengecekan dispenser SPBU, untuk melihat apakah dispenser terpasang alat tambahan yang dapat memengaruhi jumlah volume BBM yang disalurkan ke konsumen. Selain itu, ia juga mengecek kadar air pada tangki BBM. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kadar BBM yang tercampur air.
“Jika di tangki timbun ada kandungan airnya, pasta air berubah warna menjadi merah. Kalau warna tetap sama, berarti aman terhadap kandungan air di dalam tangki timbun itu,” pungkasnya.
Saat mendampingi kunjungan, Sales Area Manager Retail Pertamina Patra Niaga (PPN) Yogyakarta Weddy Surya Windrawan menjelaskan, pihaknya selalu memonitor ketersediaan BBM dan menjaganya agar tetap aman. Hal senada disampaikan SBM PPN Rayon III Yogyakarta Adwiaputra Arma yang menyatakan sangat mendukung kunjungan Anggota Komite BPH Migas untuk memonitor ketersediaan stok BBM pasca lebaran.
Kegiatan ini juga dihadiri Direktur Pemasaran Regional PPN Mars Ega Legowo Putra, SBM PPN Rayon II Yogyakarta I Made Mega Adi Sanjaya, SBM Rayon IV Yogyakarta Wahyu Purwatmo, dan SBM Rayon V Yogyakarta Arthur Kemal Pamungkas.
*(LI)