Suarademokrasi, Jakarta – Alam Ecoprint berdiri sejak tahun 2019 di saat Pandemi Covid 19 dan waktu Lockdown, pada saat itu kami memasarkan produk melalui media sosial. Untuk outlet kami cuma ada di Surabaya yaitu di Rumah Kreatif Kebun Alam Ecoprint di Jalan Sumur Welud No.20 Surabaya,” ujar Iin Masruin di acara Jala Fair Tahun 2025 di Balai Samudera, Jakarta 8/1/25.
Awalnya rumah kami di pinggir sawah masih terhampar luas, meski di Surabaya kami masih ada lahan kosong, memang bukan lahan kami tapi kami memanfaatkan lahan tersebut untuk penghijauan. Kami menanam tanaman tersebut itu di pot-pot, jadi sewaktu-waktu ketika diminta oleh pihak pemilik kami bisa untuk mengangkatnya. Di Jember kami juga mempunyai lahan dan menanam kebutuhan Ecoprint,” ungkap Iin Masruin.
Jenis Tanaman yang kami tanam itu dari berbagai daerah, karena di Surabaya belum tentu ada tanaman Ecoprint. Kami biasanya mencari dari Bandung untuk tanaman Ecoaliptus, Madura, Purworejo, dan Jember. Ketika kita jalan-jalan mendapat satu daun yang unik itu kita ambil 1 lembar daun dan kita tempelkan di kain paling pinggir untuk melihat tanaman ini keluar warna atau tidak (eksperimen), ketika tanaman tersebut keluar warna kita suatu saat kembali lagi ke tanaman tersebut kita ambil bibitnya lalu kita stek,” paparnya.
Ditanya terkait berapa lama waktu pengerjaan satu lembar kain Iin Masruin mengatakan, satu lembar kain bisa dikerjakan 15 sampai 20 hari. Tetapi kami sudah mempersiapkan kain-kain putih untuk direndam di tawas dan tunjung tujuannya supaya sewaktu-waktu kita produksi langsung bisa karena ada stocknya,” jelasnya.
Untuk Ekspor memang belum secara mandiri, tetapi dibawa sudah ke Hongkong, Jerman, Swiss, Paris, dan lain-lain. Untuk karyawan khusus tenaga Skillnya keluarga kami sendiri, tetapi untuk memberdayakan masyarakat luas kita bekerjasama dengan pengrajin-pengrajin, kita berikan orderan-orderan kepada mereka,” pungkas Owner Alam Ecoprint Iin Masruin Istri dari Sertu Eko Sujarwono Koladmar. (L)