Suarademokrasi, Jakarta – Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS) akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) di Jakarta, dengan tema “Kolaborasi Pengusaha Muda Nasional untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi 8% Demi Tercapainya Indonesia Emas 2045.”
Ketua Umum REPNAS, Anggawira, mengungkapkan betapa krusialnya peran pengusaha muda dalam upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Pertumbuhan ekonomi sebesar 8% adalah target yang ambisius, tetapi bukan tidak mungkin tercapai jika kita dapat bersinergi dengan baik antara pengusaha muda, pemerintah, dan sektor swasta. REPNAS berkomitmen untuk berkontribusi secara nyata dalam upaya tersebut,” ujar Anggawira pada press conference Rakornas REPNAS, Minggu (13/10).
REPNAS juga menyusun 8 aksi nyata yang dirancang untuk memberikan dampak langsung terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi. Salah satu yang menjadi perhatian utama adalah transformasi digital. Menurut Anggawira, percepatan pembangunan jaringan 5G dan pemberian subsidi bagi UKM yang beralih ke platform digital harus menjadi prioritas.
“Transformasi digital bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal bagaimana pengusaha muda bisa berinovasi, memperluas pasar global, dan menciptakan daya saing internasional yang lebih kuat. Kami di REPNAS siap mendorong hal ini bersama pemerintah dan perusahaan teknologi global,” jelasnya.
Tidak kalah penting, Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) itu juga menekankan skema kemitraan publik-swasta (PPP) harus melihatkan pengusaha muda bisa berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandara di luar Pulau Jawa.
“Melibatkan pengusaha muda dalam proyek-proyek infrastruktur ini, distribusi barang dan jasa akan semakin efisien, sekaligus mengurangi ketimpangan pembangunan antar wilayah. Pemerintah harus mendukung dengan insentif pajak untuk investasi di wilayah tersebut,” tambahnya.
Di sisi lain, peningkatan akses pembiayaan bagi UKM dan startup juga menjadi agenda utama yang diusulkan dalam forum ini. Pengusaha muda berharap adanya kolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Fintech Indonesia untuk memperkuat mekanisme peer-to-peer lending yang lebih fleksibel.
“Di bidang energi, melalui kolaborasi dengan Kementerian ESDM dan PLN, REPNAS akan memfasilitasi proyek energi surya dan biofuel di wilayah-wilayah terpencil yang belum terjangkau listrik. Selain menciptakan ketahanan energi nasional, ini juga merupakan langkah penting untuk mencapai target emisi nol bersih dan menciptakan lapangan kerja di sektor energi bersih,” ungkap Anggawira.
Agenda lain yang tidak kalah penting adalah pengembangan hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah komoditas Indonesia adalah jalan menuju kemandirian ekonomi.
Di penghujung paparan aspirasi dan aksi nyata, REPNAS menegaskan pentingnya reformasi birokrasi untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif. Sistem perizinan berbasis OSS dinilai perlu dipercepat agar lebih terintegrasi dan efisien, sehingga pengusaha tidak lagi terhambat oleh birokrasi yang lamban. Acara ini dihadiri para Pengurus Daerah Repnas dari 34 Provinsi REPNAS se-Indonesia baik hadir secara offline maupun online. (L)